English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 02 Desember 2011

Asal Usul dan Riwayat Singkat dari Siti Khadijah (Istri pertama Rasulullah SAW)

Di antara istri-istri Nabi SAW maka Siti Khadijah lah yang terdekat dalam hal Nasab (silsilah) dengan beliau. Nasab mereka juga bertemu, khususnya pada Qushai. Berikut silsilahnya; Nabi Muhammad SAW ; -> Ahmad (Muhammad SAW) bin Abdullah bin Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah.
Berikut silsilahnya;
Siti Khadijah ; -> Siti Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul `Uzza bin Qushai . Siti Khadijah adalah seorang janda keturunan bangsawan Quraisy. Ini terjadi karena ia telah dua kali menikah, yang pertama dengan `Atieq al- Makhzumy seorang laki-laki yang masih tergolong keluarga bangsawan Quraisy. Pernikahan dengan `Atieq ini berlangsung cukup lama namun hanya menurunkan seorang putri yang bernama Hindun karena `Atieq sendiri meninggal dunia. Kedua, Siti Khadijah menikah lagi dengan seorang yang masih tergolong bangsawan Quraisy. Dia adalah Nabbasy bin Zurarah. Perkawinan kedua ini menurunkan seorang putra bernama Halal dan seorang putri yang bernama Hindun. Perkawinan kedua ini tidak berlangsung lama karena Nabbasy juga akhirnya meninggal dunia sehingga untuk yang kedua kalinya Siti Khadijah harus menjanda. Siti Khadijah mempunyai pribadi yang luhur dan akhlak yang mulia. Dalam kehidupannya sehari-hari, maka ia senantiasa memelihara kesucian dan martabat dirinya. Ia jauhi adat istiadat yang tidak senonoh dari kaum wanita Arab Jahiliyah, sehingga oleh penduduk Makkah ia diberi gelar At-Thahirah . Siti Khadijah adalah seorang wanita yang tajam pikirannya dengan bukti bahwa ia pernah menerjemahkan dan menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani ke bahasa Arab. Ia lapang dada, kuat hikmahnya dan tinggi cita-citanya dengan bukti bahwa dialah yang sangat mendorong suaminya ( Nabi Muhammad SAW) untuk mencari hakekat kebaikan dan kebenaran yang mutlak dengan bertafakur, dan bertahannuts di dalam gua Hira`. Siti Khadijah juga suka menolong mereka yang hidup dalam kekurangan dan sangat penyantun kepada orang lemah. Disamping itu beliau juga pandai dalam berdagang. Perdagangannya tidak dikerjakan sendiri melainkan dibawa oleh beberapa orang kepercayaan atau orang-orang yang sengaja mengambil upah untuk membawakan dagangannya ke negeri Syam dan negeri-negeri lain di sekitar Jazirah Arab. Perdagangannya sangat maju, sehingga ia terhitung sebagai seorang wanita yang kaya raya ( konglomerat) namun sangat dermawan dalam masyarakat Quraiys.
Meskipun Khadijah telah dua kali menjanda dan memiliki anak, tetapi banyak lelaki yang meminangnya untuk dijadikan istri. Namun semua lamaran itu ia tolak dengan nada yang santun dan halus, sehingga semua mereka yang mendapatkan penolakan tidak merasa tersinggung dan terhina. Demikianlah sekelumit pribadi dari seorang Siti Khadijah yang akhirnya terpilih sebagai pendamping hidup Rasulullah Muhammad SAW dalam upaya memperbaiki akhlak kaumnya yang telah bergelimang lumpur kesesatan dan kehinaan ke derajat kemuliaan dan kebahagiaan dunia dan akherat.

Peranan Siti Khadijah bagi suaminya dan Islam Dapat disimpulkan selain sebagai seorang istri yang patuh dan setia kepada suaminya, maka Siti Khadijah memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan Rasulullah SAW. Beliau memiliki peran di saat menjelang/sebelum, saat menerima wahyu pertama dan pengangkatan sebagai utusan Allah SWT dan selama masa kenabian. Diantaranya adalah sebagai berikut;

1 . Siti Khadijah kenal benar akan jiwa, pribadi serta akhlak suaminya sejak kecil bahkan hingga dewasa dan kemudian menjadi suaminya. Dimana ia tidak suka dengan adat istiadat kaumnya yang menyembah berhala, demikian juga ia sangat benci kegemaran kaumnya yang senang meminum Khamar, berzina dan perbuatan-perbuatan yang di luar perikemanusiaan, seperti mengubur hidup-hidup anak bayi perempuan mereka sendiri karena malu, takut sial dan miskin. 2 . Siti Khadijah memberi suaminya kesempatan dan keleluasaan yang sebesar-besarnya untuk memasuki kehidupan berpikir dan alam Nafsani untuk mencari hakekat yang benar dan mutlak. Suaminya diberi dorongan semangat agar terus mencari hakikat yang benar, baik dan mutlak itu dengan tidak dibebani persoalan-persoalan rumah tangga dan untuk membantu melancarkan roda perdagangan karena semuanya telah di urus oleh Siti Khadijah. Dan ketika suaminya bertafakur dan bertahannuts di gua Hira`, maka dialah yang menyediakan segala macam perbekalan untuk tinggal beberapa waktu di sana.
3 . Siti Khadijah senantiasa menyakinkan suaminya ketika sang suami dalam keraguan dan kebimbangan menghadapi kejadian-kejadian yang dilihatnya dalam tidur (mimpi yang benar). Beliau berkata kepada Rasulullah SAW bahwa dengan akhlaknya yang mulia dan tidak pernah berdusta atau menyakit hati orang lain mustahil ia di ganggu oleh jin dan syaitan.
4 . Setika suaminya dalam kegelisahan dan kebingungan setelah menerima wahyu yang pertama, Siti Khadijah menghibur dan menyakinkan hati suaminya bahwa ia akan menjadi Nabi dan akan mengangkat tinggi derajat kaumnya.
Semoga berguna untuk kita semua dari kutipan ini. Amin

Recent Posts